Pengertian
Komunikasi Data
Komunikasi berasal dari
bahasa Inggris ‘Communication’, secara etimologis berasal dari bahasa Latin
‘Commicatus’, dan perkataan ini bersumber dari kata ‘Communis’ yang memiliki
makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi miliki bersama’. Komunikasi berarti suatu proses
membangun saling pengertian dengan menciptakan dan menggunakan informasi agar
tehubung satu sama lain.
Data berasal dari kata
‘datum’ yang berarti materi atau kumpulan fakta yang dipakai untuk keperluan
suatu analisa. Data merupakan sesuatu yang masih belum mempunyai arti bagi
penerimanya dan memerlukan suatu pengolahan untuk menjadi informasi (informasi adalah sesuatu yang
bisa dimengerti manusia dan bernilai pengetahuan). Data bisa berwujud suatu
kedaan, gambar, huruf, angka, bahasa, simbol matematika dan simbol lainnya yang
bisa digunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun
suatu konsep.
Komunikasi
data adalah proses pengiriman dan penerimaan data secara elektronik dari dua
atau lebih alat yang terhubung kedalam sebuah jaringan (network) melalui suatu media.
Model
Komunikasi Data
Ada 3 macam model komunikasi data dilihat berdasarkan tipe channel transmisi,
yakni tipe transmisi satu arah (Simplex atau one way transmission), transmisi dua arah bergantian (Half Duplexatau either way transmission), atau transmisi dua arah
serentak (Full Duplex atau both way transmission).
1. Simplex atau One Way Transmission
Tipe channel transmisi ini hanya dapat membawa
informasi data dalam bentuk satu arah saja, tidak bolak-balik. Misalnya siaran
radio atau televisi, yaitu signal yang dikirimkan dari stasiun pemancar hanya
dapat diterima oleh pesawat penangkap siaran, tetapi pesawat penangkap siaran
tidak dapat mengirimkan infomasi balik ke stasiun pemancar. Pengiriman data
dari satu komputer ke komputer lain yang searah (komputer yang satu mengirim
kekomputer lainnya sebagai penerima) merupakan contoh dari one way transmission.
2. Half Duplex atau Either Way Transmission
Half Duplex atau
Either Way Transmission biasa disingkat HDX, dalam tipe
channel transmisi ini informasi data dapat dikirim
dan diterima namun tidak secara serentak (bergantian). Artinya bila satu
mengirimkan maka yang lainnya menerima dan sebaliknya. Radio CB
Walkie- talkie merupakan
contoh dari
two-way transmission, dengan radio CB
Walkie-talkie kita
dapat berbicara atau mendengarkan namun secara bergantian.
3. Full Duplex atau Both Way Transmission
Full Duplex atau Both Way Transmission biasa
disingkat FDX merupakan channel transmisi dimana informasi data dapat
mengalir dalam dua arah serentak atau dapat mengirim dan menerima data dalam
waktu yang bersamaan. Komunikasi lewat telepon merupakan contoh dari tipe channeltransmisi ini. Dengan telepon kita bisa
berbicara sekaligus mendengarkan apa yang sedang diucapkan oleh lawan bicara.
Model komunikasi data berdasarkan jalur transmisinya terdiri dari unicast, multicast, dan
broadcast.
1. Unicast
Unicast merupakan kontak data
informasi pada suatu alat dengan alat yang lain, sedangkan ketika kontak
tersebut terjadi, alat tersebut tidak dapat melakukan kontak dengan alat
lainnya diluar kontak yang terjadi. Contoh apabila dua telepon saling terhubung, telepon yang lain tidak dapat menghubungi salah satu dari kedua
telepon yang sedang terhubung itu.
2. Multicast
Berbeda dengan Unicast, dalam
multicast ketika proses kontak terjadi, masing-masing alat tetap dapat
terhubung dengan alat lainnya. Contohnya adalah server yang digunakan untuk
mengakses Internet. Server mampu melayani beberapa komputer yang terhubung
dengan media transmisi, dan dalam proses ini masing-masing komputer mampu
melakukan proses balik dengan server tersebut.
3. Broadcast
Dalam proses ini alat yang menerima
data informasi tidak dapat memberikan respon balik terhadap alat pengirim data
informasi. Akan tetapi pengirim dapat mengirim kelebih dari satu alat
sekaligus. Contohnya pemancar radio dan pemancar televisi.
Berdasarkan konfigurasi
jalur transmisi data, model komunikasi data terbagi menjadi point to pointdan point to multipoint:
1. Point to Point
Dalam konfigurasi ini media atau
peralatan saling terhubung antara satu peralatan dengan peralatan lain tanpa
terbagi. Konfigurasi ini biasanya digunakan pada beberapa peralatan komputer
seperti printer yang terhubung langsung dengan komputer.
2. Point to Multipoint
Dimana suatu alat atau media
dapat terhubung dengan beberapa alat lainnya. Proses transmisi data yang
menggunakan konfigurasi ini misalnya penyiaran radio yang mana sebuah pemancar dapat diakses atau terhubung dengan beberapa radio sekaligus.
Berdasarkan mode
transmisi data, komunikasi data dapat berbentuk mode transmisi paralel
(parallel transmission) dan mode
transmisi seri (serial transmission).
1. Mode Transmisi Paralel
Pada mode transmisi ini, semua bit
dari karakter yang diwakili oleh suatu kode, ditransmisikan secara serentak
satu karakter setiap saat.
Bila digunakan kode ASCII,
maka dibutuhkan sebanyak 8 channel untuk mentransmisikan sekaligus ke 8 buah
bit 1 karakter kode ASCII. Perhatikan, bahwa yang ditransmisikan secara paralel
adalah bit-bit dalam 1 karakter, sedangkan masing-masing karakternya
ditransmisikan secara seri (berurutan).
2. Mode Transmisi Serial
Mode transmisi serial merupakan
mode transmisi yang umum dipergunakan. Pada mode ini, masing-masing bit dari
satu karakter dikirimkan secara berurutan, yaitu bit per bit, satu diikuti oleh
bit berikutnya. Penerima kemudian merakit kembali arus bit-bit yang datang ke
dalam bentuk karakter.
Protokol
Komunikasi Data dan Model Referensi OSI
Protokol adalah
sebuah aturan atau standar yang mengatur atau mengijinkan terjadinya hubungan,
komunikasi dan perpindahan data informasi antara dua atau lebih komputer.
Protokol mendefinisikan beberapa fungsi yang ada dalam sebuah jaringan
komputer, misalnya mengirim pesan, data, informasi dan fungsi lain yang harus
dipenuhi oleh sisi pengirim dan sisi penerima agar komunikasi dapat berlangsung
dengan benar, walaupun sistem yang ada dalam jaringan tersebut berbeda sama
sekali. Protokol ini mengurusi berbagai hal mulai dari perbedaan format data
pada kedua sistem hingga pada masalah koneksi listrik.
Fungsi
protokol secara detail dapat dijelaskan berikut:
1)
Fragmentasi dan reassembly
Fungsi
dari fragmentasi dan reasembly adalah membagi
informasi yang dikirim menjadi beberapa paket
data pada saat sisi pengirim mengirimkan
informasi dan setelah diterima maka sisi
penerima akan menggabungkan lagi menjadi paket informasi
yang lengkap.
2)
Encaptulation
Fungsi dari
encaptulation adalah melengkapi informasi yang dikirimkan dengan address,
kode- kode koreksi dan lain-lain.
3)
Connection control
Fungsi
dari Connection control adalah membangun
hubungan (connection) komunikasi dari sisi
pengirim dan sisi penerima, dimana dalam
membangun hubungan ini juga termasuk dalam
hal pengiriman data dan mengakhiri hubungan.
4)
Flow control
Berfungsi
sebagai pengatur perjalanan data dari sisi pengirim ke sisi penerima.
5)
Error control
Dalam pengiriman data tak
lepas dari kesalahan, baik itu dalam proses
pengiriman maupun pada waktu data itu
diterima. Fungsi dari error control adalah mengontrol terjadinya kesalahan yang terjadi pada
waktu data dikirimkan.
Salah satu protokol standar internasional adalah OSI (Open System Interconnection). OSI
dikeluarkan oleh lembaga ISO (International
Standars Organization )
di Eropa pada tahun 1977. Model referensi OSI menggambarkan bagaimana data
informasi di sebuah komputer berpindah melewati sebuah media jaringan ke suatu
komputer lain. Model ini disebut OSI (Open System Interconnection) Reference Model karena
model ini ditujukan bagi pengkoneksian open system. Open System dapat
diartikan sebagai suatu sistem yang terbuka untuk berkomunikasi dengan
sistem-sistem lainnya.
Model OSI itu
sendiri bukanlah merupakan arsitektur jaringan, karena model ini tidak
menjelaskan secara pasti layanan dan protokolnya untuk digunakan pada setiap layernya.
Model OSI hanya menjelaskan tentang apa yang harus dikerjakan oleh sebuah
layer. Akan tetapi ISO juga telah membuat standar untuk semua layer, walaupun
standar-standar ini bukan merupakan model referensi itu sendiri. Setiap layer
telah dinyatakan sebagai standar internasional yang terpisah. Model OSI disusun
atas 7 lapisan sebagai berikut, disusun dari lapisan yang terendah sampai
lapisan yang tertinggi:
1. fisik
(lapisan 1);
2. data
link (lapisan 2);
3. network
(lapisan 3);
4. transport
(lapisan 4);
5. session
(lapisan 5);
6. presentasi
(lapisan 6) dan
7. aplikasi
(lapisan 7).
Gambar 10. Model Referensi OSI (wikipedia.org)
Ke tujuh lapisan
dari model referensi OSI dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu lapisan atas
(host layer) dan lapisan bawah (media layer). Lapisan atas dari model OSI
berurusan dengan persoalan aplikasi dan pada umumnya diimplementasi hanya pada
software. Lapisan tertinggi (lapisan aplikasi) adalah lapisan penutup sebelum
ke pengguna (user). Pengguna dan lapisan aplikasi saling berinteraksi dengan
software aplikasi yang berisi sebuah komponen komunikasi. Lapisan bawah dari
model OSI mengendalikan persoalan transport data. Lapisan fisik dan lapisan
data link diimplementasikan ke dalam hardware dan software, sedangkan lapisan
network pada umumnya hanya diimplementasikan dalam software.
Sebelum
munculnya model reference OSI, sistem jaringan komputer menjadi beraneka ragam
dan sangat tergantung kepada pemasok perangkat jaringan (vendor), sehingga
banyak perangkat memiliki protokol berbeda yang tidak dapat saling
berkomunikasi. OSI berupaya membentuk standar umum jaringan komputer untuk
menunjang interoperabilitas antara pemasok yang berbeda, agar komunikasi
berbagai perangkat jaringan yang berbeda tersebut dapat dilakukan.
Model referensi
ini awalnya ditunjukan sebagai basis untuk mengembangkan protokol-protokol
jaringan, meski pada kenyataan inisiatif ini mengalami kegagalan yang
disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
1) Standar model referensi
ini sangat berdekatan jika dibandingkan dengan model referensi DARPA yang
dikembangkan oleh lembaga Internet Engineering Task Force (IETF). Model referensi DARPA adalah
model basis protocol TCP/IP yang populer di gunakan dan kini menjadi
protokol bagiopen system networking terbesar didunia (Internet) .
2) Model referensi ini
dianggap sangat kompleks dan kurang efektif. Beberapa fungsi seperti halnya
metode komunikasi connectionless dianggap kurang bagus, sementara
fungsi lainnya sepertiflow control dan koneksi kesalahan di ulang-ulang
pada beberapa barisan.
3)
Pertumbuhan internet dan protocol TCP/IP membuat model referensi OSI menjadi
kurang diminati.
Pemerintah AS mencoba untuk mendukung model referensi OSI
dalam solusi jaringan pemerintah pada tahun 1980an. Dengan mengimplementasikan
beberapa standar yang disebut denganGoverment Over Systems Interconnection Profile (GOSIP) usaha ini akhirnya di
tinggalkan tahun 1955. Model referensi OSI pun akhirnya dilihat sebagai sebuah
model ideal dari koneksi logis yang harus terjadi agar komunikasi dalam
jaringan dapat berlangsung. Beberapa protocol yang digunakan dalam dunia nyata
semacam TCP/IP, DECNET dan IBM, System Network Architecture (SNA) memetakan tumpukan protocol (protocol stack) mereka ke model
referensi OSI. Model referensi OSI pun digunakan sebagai titik awal untuk
mempelajari bagaimana beberapa protokol jaringan didalam sebuah kumpulan
protokol dapat berfungsi dan berinteraksi.
Dengan maksud
agar jaringan tidak menjadi rumit, protokol OSI dibagi menjadi beberapa
Level/Layer/Lapisan. Susunan dari layer ini menunjukan tahapan dalam melakukan
komunikasi. Masing-masing layer memiliki tujuan yang sama, yakni memberikan
layanan kepada layer yang berada diatasnya. Level/Layer/Lapisan OSI itu adalah
sebagai berikut:
1) Physical Layer (Lapisan Fisik)
Berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi, metode
pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet
/token ring), topologi jaringan dan pengkabelan. Selain itu, level ini juga
mendefinisikan bagaimana network interface card (NIC) dapat berkomunikasi atau
berinteraksi dengan media kabel atau nirkabel. Lapisan fisik melakukan fungsi
pengiriman dan penerimaan bit stream dalam medium fisik.
Hal-hal yang
diatur oleh lapisan fisik, adalah:
o Karakteristik
fisik dari media dan antarmuka.
o Representasi
bit-bit. Maksudnya lapisan fisik harus mampu menterjemahkan bit 0 atau 1, juga termasuk pengkodean dan bagaimana mengganti sinyal 0 ke 1 atau sebaliknya.
o Data rate (laju data).
o Sinkronisasi
bit.
o Line configuration (Konfigurasi saluran). Misalnya:
point-topoint atau point-to-multipoint configuration.
o Topologi
fisik. Misalnya: mesh, star, ring, bus.
o Mode
transmisi. Misalnya :half-duplex, full-duplex, simplex.
2) Data Link Layer (Lapisan Data Link)
Berfungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data di
kelompokan menjadi format yang disebut sebagai frame, pada level ini terjadi
koneksi kesalahan, flow control, pengamatan perangkat keras (seperti halnya media acces control address (mac address) dan menentukan bagaimana
perangkat-perangkat jaringan seperti hub, brigde, repeater, dan switch layer 2
beroperasi. Spefikasi IEEE 80z, membagi level ini menjadi 2 level, yaitu
lapisan logic link control /
(LLC) dan lapisan media acces control (MAC). Lapisan data link berfungsi
mentransformasi lapisan fisik yang merupakan fasilitas transmisi data mentah
menjadi link yang reliabel. Dalam lapisan ini menjamin informasi bebas error
untuk ke lapisan diatasnya.
Tanggung jawab
utama lapisan data link ini adalah sebagai berikut :
o Framing,
yaitu membagi aliran bit (bit stream) yang
diterima dari lapisan network menjadi unit- unit data yang disebut frame.
o Physical
addressing. Jika frame-frame didistribusikan ke sistem lain pada jaringan, maka
data link akan menambahkan sebuah header di muka frame untuk mendefinisikan
pengirim dan/atau penerima.
o Flow
control. Jika rate atau laju bit stream berlebih
atau berkurang maka flow control akan melakukan tindakan yang
menstabilkan laju bit.
o Error
control. Data link menambah
reliabilitas lapisan fisik dengan penambahan mekanisme deteksi dan retransmisi
frame-frame yang gagal terkirim.
o Access
control. Jika dua atau lebih perangkat (device) dikoneksi dalam link yang sama, lapisan data
link perlu menentukan perangkat yang mana yang harus dikendalikan pada saat
tertentu.
3) Network Layer (Lapisan Network)
Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat
header untuk paket-paket dan kemudian melakukan routing melalui internetworking
dengan menggunakan router dan switch layer-3. Lapisan network bertanggung jawab
untuk pengiriman paket dengan konsep source-to-destination.
Tanggung jawab
spesifik lapisan network ini adalah :
o Logical
addressing. Bila pada lapisan data link diimplementasikan physical addressing
untuk penangan pengalamatan/addressing secara lokal, maka pada lapisan network
problematika addressing untuk lapisan network bisa mencakup lokal dan antar
jaringan/network. Pada lapisan network ini logical address ditambahkan pada
paket yang datang dari lapisan data link.
o Routing.
Jaringan-jaringan yang saling terhubung sehingga membentuk internetwork
diperlukan metoda routing/pe-rute-an. Sehingga paket dapat ditransfer dari satu
perangkat yang berasal dari jaringan tertentu menuju perangkat lain pada
jaringan yang lain.
4) Transport Layer (Lapisan Transport)
Berfungsi untuk memecah data kedalam paket-paket data serta
memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali
pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, level ini juga membuat sebuah
tanda bahwa paket di terima dengan sukses (unknown ledgement) & menstranmisikan ulang
terhadap paket-paket yang hilang ditengah jalan. Pada intinya lapisan ini
bertugas memastikan paket dihantar dengan benar. Tanggung jawab spesifik
lapisan transport ini adalah :
o Sevice-point
addressing. Komputer sering menjalankan berbagai macam program atau aplikasi yang berlainan dalam saat bersamaan. Untuk itu dengan lapisan transport ini
tidak hanya menangani pengiriman/delivery source-todestination dari Komputer yang satu ke komputer
yang lain saja namun lebih spesifik kepada pengiriman jenis pesan (message) untuk aplikasi yang berlainan. Sehingga setiap pesan yang berlainan, aplikasi harus memiliki alamat
(address) tersendiri lagi yang
disebut service point address atau port address.
o Segmentation
dan reassembly. Sebuah pesan (message)
dibagi dalam segmen- segmen yang terkirim. Setiap segmen memiliki nomor urut (sequence number). Sequence number ini
yang berguna bagi lapisan transport untuk merakit (reassembly) segmen-segman yang terpecah atau terbagi
tadi menjadi message yang utuh.
o Connection
control. Lapisan transport dapat berperilaku sebagai connectionless atau connection- oriented.
o Flow
control. Seperti halnya lapisan data link, lapisan transport bertanggung jawab
untuk kontrol aliran (flow control).
Bedanya dengan flow control di lapisan data link adalah dilakukan
untuk end- to-end.
o Error
control. Sama fungsi tugasnya dengan error control di lapisan data link, juga berorientasiend-to-end.
5) Session Layer (Lapisan Session)
Berfungsi untuk
mendefinisikan bagaimana koneksi dapat di buat, di pelihara/dihancurkan. Selain
itu di level ini juga dilakukan resolusi nama. Layanan yang diberikan oleh tiga
layer pertama (fisik, data link dan network) tidak cukup untuk beberapa proses.
Maka pada lapisan session ini dibutuhkan dialog controller.
Tanggung jawab
spesifik :
o Dialog
control.
o Sinkronisasi.
6) Presentation Layer (Lapisan presentasi)
Berfungsi untuk menetralisasikan data yang hendak di
transmisikan oleh aplikasi kedalam format yang dapat ditransmisikan oleh
aplikasi kedalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Protokol
yang berada dalam level ini adalah perangkat lunak redirector (redirector software).Presentation layer lebih cenderung pada syntax dan
semantic pada pertukaran informasi dua sistem.
Tanggung jawab
spesifik:
o Translasi.
o Enkripsi.
o Kompresi.
7) Application layer (Lapisan aplikasi)
Berfungsi
sebagai antar muka antara aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur
bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan dan kemudian membuat pesan-pesan
kesalahan. Protocol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, SMTP, &
NFS.
Daftar
Istilah
o Jaringan kerja (network): Hubungan komunikasi satu sama lainnya
antara dua atau lebih alat sehingga membentuk suatu sistem.
o Terminal: setiap titik dimana data dapat masuk
atau keluar dari sistem.
o Crosstalk: sebuah fenomena dimana signal transmisi
pada sebuah sirkuit atau saluran, menciptakan efek mengganggu terhadap signal
transmisi pada sirkuit atau saluran lainnya.
o Noise signal: kesalahan pada signal berguna dalam
mentransmisikan informasi yang diakibatkan gangguan acak dari suatu energi,
baik energi natural ataupun buatan manusia
o Interferensi: interaksi antar gelombang di
dalam suatu wilayah. Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak.
Bersifat membangun jika beda fase kedua gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut.
Bersifat merusak jika beda fasenya adalah 180 derajat, sehingga kedua
gelombang saling menghilangkan.